Team Game Tournament

Mungkin seharusnya saya membuat artikel tentang model pembelajaran kooperatif terlebih dahulu, baru menjelaskan salah satu tipe pembelajaran kooperatif ini. Model pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament ini merupakan salah satu jenis model pembelajaran yang menurut saya paling berfokus pada siswa. Alasannya adalah model pembelajaran ini memberikan wadah kepada siswa untuk bertanding secara berkelompok (Tim) dan mengadu kemampuan kognitif, psikomotorik atau afektifnya yang tentu berkaitan dengan proses pembelajaran.

Menurut Slavin (2010:8) pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan suatu model pembelajaran dengan cara melakukan pertandingan permainan antar tim atau antar kelompok. Dalam sumber lain mengatakan bahwa model pembelajaran TGT menurut (Hermawan, 2020:468) dilakukan dengan cara membentuk kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang dan memiliki latar belakang kemampuan dalam akademik, gender atau jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda. Pada mulanya model pembelajaran TGT ini dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards pada tahun 1995. Adapun langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran TGT menurut (Pardede, 2019:68) yaitu

1) Penyajian kelas,

2) Membentuk kelompok secara heterogen,

3) Melaksanakan permainan,

4) Melaksanakan pertandingan atau turnamen,

5) Memberikan sebuah penghargaan.

Jika ditinjau dari langkah atau sintaks pembelajarannya, maka akan terlihat bahwa model pembelajaran jenis ini sangat sederhana sekali. Hal ini membuatnya seperti permainan yang akan berfokus pada siswa. Saya berpendapat bahwa model pembelajaran seperti ini akan memiliki dampak positif terhadap pemahaman siswa berkaitan dengan materi pembelajaran, selain itu tentu akan menumbuhkan kompetensi berpikir kritis siswa. Pendapat saya ini didukung oleh salah satu hasil penelitian dari jurnal yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran TGT(Teams Games Tournament) Ditinjau dari KemampuanBerpikir Kritis pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar” oleh Fauziyah dan Anugraheni. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa hasil rata-rata nilai pre-test dan post-test yang dilakukan dalam penelitian terdapat peningkatan pencapaian rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran TGT. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pre-test siswa sebelum menggunakan model pembelajaran TGT sebesar 63,27. Kemudian rata-rata nilai post-test siswa setelah menggunakan model pembelajaran TGT menjadi 74,12. Hal ini dibuktikan melalui hasil analisis data one sample T-test menggunakan teknik one samples test diperoleh hasil t hitung 60,208 > t tabel 1,698 dan nilai signifikansi pada kolom Sig. (2-tailed) <0,05 (0,000< 0,05). Maka Ha diterima dan Hoditolak. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan Ha menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran tematik dengan memberikan pre-test dan post-test menggunakan model pembelajaran TGT.

Dalam segi indikator kemampuan berpikir kritis, sebuah pembelajaran tematik dengan soal-soal yang bertema pemecahan masalah dapat diterapkan pada proses pembelajaran menggunakan model TGT. Penelitian lain yang dilakukan (Sulhiyati, 2019) dalam jurnal yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” juga menjelaskan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa, alasannya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat menambah semangat belajar siswa, karena secara tidak langsung siswa akan berusaha untuk mendapatkan poin tinggi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Selanjutnya hasil penelitian relevan oleh (Maulidina, 2018) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Media TTS Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan penggunaan model pembelajaran tipe TGT terhadap hasil belajar siswa.

Mungkin hanya itu saja yang dapat saya sampaikan dalam menjelaskan model pembelajaran TGT, tetapi saya juga berpendapat bahwa pembelajaran semacam ini lebih sesuai untuk meningkatkan minat siswa terhadap materi pembelajaran dan kurang sesuai untuk melakukan evaluasi atau menilai kompetensi siswa secara autentik.

Daftar Pustaka

Nurhayati, N., Egok, A. S., & Aswarliansyah, A. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(5), 9118-9126.

Fauziyah, N. E. H., & Anugraheni, I. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 850-860.

As., F., Jampel, I. N., &Widiana, I. W. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournamens) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika, 2(1), 90–125.

Astuti, W., & Kristin, F. (2017). Penerapan Model Pembelajaran TeamsGames Tournament untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA(Vol. 1, Issue 3, pp. 155–162).

Astutik, T., & Abdullah, M. H. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Jpgsd, 1(2), 1–11.

Egok, A. S., & Hajani, T. J. (2018). Multimedia Interaktif pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 176–184.

Hakim, S. A., & Syofyan, H. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Terhadap Motivasi Belajar IPA di Kelas IV SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta Barat. International Journal of Elementary Education, 1(4), 249. https://doi.org/10.23887/ijee.v1i4.12966

Hidayat, I. (2019). 50 Strategi Pembelajaran Populer. Diva Press.

Ilmiyah, R., Utaminingsih, S., &Oktavianti, I. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Refleksi Edukatika, 4(2). https://doi.org/10.24176/re.v4i2.416

Kurniawan, I., Tegeh, I. M.,& Suartama, I. K. (2014). Pengaruh Strategi Kontekstual REACT Terhadap Kinerja Pemecahan Masalah IPA Siswa SMP Negeri 6 Singaraja. E-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1), 1–10.

Maulidina, Z. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Media TTs Terhadap Hasil Belajar SiswA. Tekno-Pedagogi, 3(1), 42–49. type of investigation group, creativity, learning outcome.

Rani, D. E. (2022). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Jurnal Basicedu, 6(4), 6068–6077.

Raresik, K. A., Dibia, I. K., & Widiana, I. W. (2016). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Gugus VI. Mimbar PGSD Undiksha, 4(1), 1–11.Rusman. (2014). Model-model pembelajaran. PT Rajagrafindo Persada.

Saragih, E., & Wedyawati, N. (2019). Penerapan Model Pembelajaran TGT untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar the Application of the TGT Learning Model in Improving Learning Outcomes of Roman Numerals. Research of Mathematics and Mathematics Education, 1(1), 14–24.

Shoimin, A. (2013). 68 Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media.Sugiyono. (2014). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Sulhiyati, S. (2019). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Paedagoria | FKIP UMMat, 10(1), 20.https://doi.org/10.31764/paedagoria.v10i1.816

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media Group.

Wahdaniyah, Chumdari, & M.Ismail.S. (2014). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ( Tgt ) Pada Anak Kelompok a. 1–8.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai